Senin, 23 November 2009

Kekayaan Alam Indonesia Berpotensi Dieksplorasi Pihak Lain

Jakarta, Kompas - Potensi dan kondisi kekayaan hayati Indonesia sangat besar, nomor dua di dunia setelah Brasil. Namun, kekayaan itu belum dimanfaatkan secara maksimal dan berpotensi dieksplorasi pihak luar karena longgarnya peraturan dan pemantauan Indonesia atas lalu lintas tumbuhan dan hewan.



Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Endang Sukara mengemukakan hal ini di Jakarta, akhir pekan lalu. Ia dihubungi terkait isu banyaknya contoh kekayaan hayati Indonesia yang sudah dikoleksi oleh pihak lain.

Menurut Endang, Indonesia sebetulnya memiliki peraturan dalam bentuk keputusan presiden yang mengatur peneliti asing di Indonesia. Misalnya mengenai topik penelitian dan mitra kerja di Indonesia. Hal ini untuk menjamin pembagian keuntungan seimbang dan akses Indonesia terhadap teknologi penelitian.

Masalahnya, situasi Indonesia masih longgar. Kepemilikan dan peredaran keanekaragaman hayati belum diatur dengan serius. Belum ada aturan yang membatasi atau melarang seseorang untuk membawa tumbuhan atau hewan keluar atau masuk Indonesia, sebagaimana misalnya dilakukan Pemerintah Australia.

Hal itu mengakibatkan banyak contoh kekayaan hayati Indonesia telah dikoleksi pihak luar. Endang pernah bertemu wakil sebuah perusahaan dari Eropa yang bergerak di bidang bioprocessing/drugs discovery, yang menyatakan tidak tertarik dengan kawasan tertentu di Indonesia karena telah memiliki contoh tumbuhan di daerah tersebut.

Masalah lain yang dihadapi Indonesia adalah kerusakan alam yang terjadi secara progresif sehingga mengancam keanekaragaman hayati. Di sisi lain belum ada kesadaran tentang perlunya riset dan strategi pemanfaatan keanekaragaman hayati.

Keprihatinan atas hilangnya kekayaan hayati juga mengemuka dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Komisi Bioetika Nasional, Selasa pekan lalu. Menurut Didik Widyatmoko dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, keanekaragaman mamalia Indonesia berada di urutan ke-2 di dunia, reptilia dan primata masing-masing di urutan ke-4. Keanekaragaman tumbuhan Indonesia menempati peringkat ke-5 dunia. Namun, hal itu terancam hilang karena hutan Indonesia mengalami deforestasi, fragmentasi, dan konversi. (ATK)



Sumber: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar